Nggak pernah terbayang dalam benak saya, di masa pandemi begini harus berangkat ke Jakarta. Apalagi, saat angka kenaikan penderita Covid-19 di Jakarta baru tinggi-tingginya. Tetapi, memang begitulah keadaannya. Saya harus berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi 2021 yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kami biasa menyebutnya Pertemuan Penulis GLN 2021.
Halo, Jakarta!
Pemandangan dari lt.7 Hotel Swissbell Kalibata |
Ketika membaca pengumuman pemenang sayembara penulisan GLN 2021, saya bersyukur. Naskah saya yang berjudul “Selamat Tidur Kola!” berhasil menjadi salah satu dari 75 karya terpilih. Menurut panitia, 75 naskah ini terpilih dari 1421 naskah yang lolos seleksi administrasi. Senang? Iya. Bangga? Iya. Semangat? Iya. Tahun kemarin, pertemuan penulis diselenggarakan secara daring. Dalam bayangan saya, karena masih suasana pandemi, tahun ini juga bakal daring. Saya sempat tertawa waktu teman saya bilang, “Sampai bertemu di bandara.” Lho?!
Iya, ternyata penulis
memang wajib datang ke Jakarta tanggal 15-18 Juni 2021. Duh, ke Jakarta saat pandemi? Takut. Harus
ninggalin anak-anak pula. Tetapi, nggak mungkin juga untuk mengundurkan diri.
Saya sudah tanda tangan di atas meterai, siap mengikuti semua proses penyusunan
buku. Sempat menawar pada panitia supaya bisa ikut daring saja. Sayang, tidak
bisa. Dengan niat baik dan pikiran positif, saya pun berangkat. Jakarta, aku
datang menjengukmu!
Rombongan Jogja (foto: Oky E. Noorsari) |
Ketemu teman-teman penulis lain, seneng banget! Tapiii, harus tabah untuk tidak cipika cipiki dan berusaha untuk tidak terlalu dekat. Hiks, susah banget. Mau foto-foto juga jadi agak gimanaa gitu. Yang jelas, prokes harus tetap dijaga. Bersyukur, panitia pun mengusahakan yang terbaik. Setiap peserta diberi satu kamar sendiri. Di setiap sesi acara juga selalu disediakan masker dan hand sanitizer yang cukup. Sebelum berangkat, ada dana untuk tes antigen. Sebelum acara berakhir pun, panitia mendatangkan petugas kesehatan untuk tes antigen kembali. Jadi, semua berharap, semua peserta pertemuan berada dalam kondisi sehat, bebas dari Covid-19. Terima kasih, panitia ^^
Ngapain Aja, Sih?
Hari pertama, tentu
saja melepas kangen dengan teman-teman peserta pertemuan. Ini salah satu yang
dirindukan saat GLN, reuni! Kebetulan, sebagian besar sudah saya kenal. Mereka
sudah cukup berpengalaman di dunia kepenulisan. Senang dan bangga berteman
dengan teman-teman yang selalu bersemangat memajukan dunia literasi anak.
Menjelang malam, ada
acara pembukaan. Kami semua menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Lalu,
Bapak Aminudin Aziz selaku pengarah kegiatan memberikan sambutan sekaligus
membuka acara secara resmi.
Menjadi Penulis Hebat ala Benny Rhamdani
Sesi Mas Benny Rhamdani |
Hari kedua adalah hari yang paling bergizi. Ada 4 pemateri hari ini. Terlalu banyak kalau mau diceritakan secara detail di sini. Saya ambil intinya saja, ya.
Pertama, Mas Benny Rhamdani yang
menyajikan materi tentang Menjadi Penulis Hebat. Mas Benny menceritakan
perjalanannya di dunia literasi. Kalau Mas Benny jadi seperti yang sekarang
ini, ternyata memang terbentuk sejak kecil. Sejak kecil beliau senang membaca,
hingga akhirnya penasaran untuk bisa menulis cerita. Daaan, kegigihannya patut
dicontoh. Misalnya, demi bisa mengetik cerita, Mas Benny harus pinjam mesin
ketik besar di Tata Usaha sekolah, yang kalau jari kejeblos di antara tuts, sakiiit!
Beliau juga banyak menemui dan belajar dari para penulis senior.
Menurut Mas Benny,
untuk bertahan di dunia penulisan, kita harus punya passion, produktivitas,
pengembangan, dan konsistensi. Passion artinya rasa suka yang dalam. Kalau kita
memang punya passion di dunia menulis, rintangan apapun tak akan jadi masalah.
Kalau semangat turun, harus dinyalakan kembali. Kalau sudah punya passion, kita
pasti akan berusaha untuk menyelesaikan tulisan kita.
Produktivitas artinya
kita harus terus berkarya. Produktivitas tidak melulu dihitung dari jumlah buku
yang diterbitkan, lo! Mungkin seorang penulis hanya menerbitkan satu buku dalam
setahun. Tetapi, bisa saja dia produktif dalam tulisan bentuk lain. Nulis di
blog, nulis naskah tapi masih tersimpan di komputer, yang penting, tetap nulis.
Pengembangan, artinya kita harus terus belajar dan mengikuti perkembangan.
Kalau tulisan kita sejak dulu sampai sekarang begitu-begitu saja, artinya kita
tidak berkembang. Kata Mas Benny, beliau senang melihat teman-teman yang sudah
lama malang melintang di dunia kepenulisan tetap mau ikut workshop dan
pelatihan untuk mengembangkan diri.
Yang terakhir, konsistensi. Artinya, kita
harus terus konsisten . Kalau memang mau jadi penulis, ya, harus berusaha untuk
tetap eksis di dunia tulis menulis. Bacalah buku-buku yang sudah ada. Apa yang belum ada? Apa yang dibutuhkan? Tugas kita untuk melengkapinya.
Ilustrasi “Show don’t Tell”, Maksudnya?
Bersama Bu Riama Maslan |
Pembicara kedua adalah Bu Riama Maslan. Selalu suka dengan gaya Bu Riama saat mentoring di beberapa workshop yang saya ikuti. Dan yang menyenangkan, Bu Riama ini selalu bawa koper berisi buku-buku yang ilustrasinya baguuuuuuus! Kemarin, buku-buku itu dipinjamkan ke peserta untuk dilihat-lihat ilustrasinya. Wow!
Kali ini, Bu Riama berbicara
tentang ilustrasi yang “Show don’t Tell”. Maksudnya, ilustrasi harus bisa
menggambarkan apa yang terjadi dalam cerita, nggak sekadar tempelan saja. Ilustrasi dan teks saling
mendukung, harus sama-sama bercerita. Kalau sudah bisa diceritakan lewat
gambar, tidak perlu ditulis dalam teks.
Saat menggambar,
ekspresi tokoh yang digambar bisa dimainkan, misalnya bentuk mata atau alis
yang berbeda, bisa menggambarkan emosi yang berbeda pula. Beliau juga
mengingatkan tentang penempatan teks. Harus indah, jangan sampai nabrak gambar,
harus diperhitungkan sejak awal.
Bu Riama juga
mengevaluasi contoh ilustrasi yang masuk. Tahun ini, ilustrasi memegang peranan
yang sama penting dengan cerita. Bu Riama berharap, dari 75 buku cerita yang
disusun, ada 75 gaya ilustrasi yang berbeda. Waktu contoh-contoh ilustrasi
terpilih ditayangkan, saya langsung membatin, “Wooow, ilustrasinya
bagus-baguuus!”
Merangkai Ide Cerita
Bersama Mbak Eva dan Mas Benny |
Mbak Eva Y. Nukman menjadi pembicara ketiga. Beliau memberikan tips untuk Membuat Cerita yang Menarik. Untuk membuat cerita yang menarik, carilah ide yang unik. Pilihlah tokoh yang menarik dan berkarakter kuat. Artinya, tokoh itu tak bisa digantikan oleh tokoh lain.
Yang jelas, satu
syarat mutlak yang harus dipenuhi jika ingin piawai membuat cerita yang
menarik, yaitu: BACA!!!
Selain itu, saat
menulis cerita anak, kita juga harus paham dengan pembaca sasaran. Pembaca
sasaran, ya, bukan sasaran pembaca! Mbak Eva juga berpesan, ada tanggung jawab
yang besar di pundak para penulis buku anak. Apa yang kita tulis, bisa jadi
mengubah nasib seorang anak, lo!
Rambu-rambu Menulis dari Puskurbuk
Di sesi terakhir, ada
Bapak Singgih dari Puskurbuk. Beliau menjelaskan tentang rambu-rambu yang harus
diikuti oleh para penulis dan penerbit jika bukunya akan digunakan sebagai buku
pegangan dan pengayaan di sekolah. Tanpa ada peran puskurbuk, sering ada naskah
yang tidak layak untuk dibaca, terutama oleh anak-anak (karena saat ini sedang
membahas buku anak, ya).
Hmm, sebenarnya sudah
berkali-kali saya ketemu Mas Benny, Bu Riama, dan Mbak Eva. Mereka sering
menjadi mentor dalam berbagai acara kepenulisan. Tetapi, selalu ada hal baru
yang bisa saya dapatkan. Meskipun materinya kadang sama, tetap saja bisa
memperkaya dan mengobarkan semangat saya. Terima kasih, para mentor!
Dag Dig Dug di Hari Ketiga
Kelompok Cita Chetaah! (foto: panitia) |
Nah, hari ketiga , nih, yang bikin deg-degan! Hari ini waktunya para penulis mempresentasikan naskah mereka. Saya dapat kelompok C bersama Bu Dewi Nastiti dan Bu Riama Maslan. Sebenarnya, kenapa juga harus deg-degan, ya? Ini, kan, naskah saya sendiri. Mestinya saya yang paling tahu dan bisa menjawab semua pertanyaan tentang naskah ini. Lagipula, masukan dari para mentor dan teman-teman akan memperkaya naskah yang saya tulis ini. Tetapi, ya, gitu deh, tetep aja deg-degan, hihi…
Naskah “Selamat Tidur,
Kola!” ini diilustrasi dengan manis oleh Stella Ernes. Kenapa saya pilih Ernes?
Pertama, terus terang, belum banyak illustrator yang saya kenal. Saya kenal
Ernes waktu saya nulis Seri I Love Monster, udah lamaaa banget. Waktu masih di
Bobo, saya juga beberapa kali minta tolong Ernes untuk bikin ilustrasi cerpen
dan Geng LOTRIA. Dan saya merasa cocok. Ernes mudah diajak komunikasi dan
selalu tepat deadline. Yang pasti, gambarnya imuuut, pas dengan karakter Kola
yang sedang saya tulis. Puji Tuhan, kali ini Ernes mau diajak berkolaborasi
untuk menyusun “Selamat Tidur, Kola!”
Presentasi "Selamat Tidur, Kola!" (foto: panitia) |
Oya, satu lagi yang
bikin dag dig dug di hari ketiga. Setelah sesi presentasi selesai, ada petugas
yang didatangkan untuk melakukan tes antigen bagi semua pertemuan. Kalau ini,
pasrah aja, lah.
Berakhir di Hari Keempat
Bukunya panjaaang! |
Eits, sebelum acara berakhir, masih ada satu sesi lagi bersama Pak Sigit Priyasmono. Sebagai seorang seniman dan ilustrator senior, beliau sangat detail saat menilai dan menjelaskan sebuah ilustrasi. Di sesi ini Pak Sigit mengevaluasi secara umum ilustrasi yang dikirim para peserta.
Pak Sigit juga
menunjukkan beberapa contoh karya beliau. Beliau berinovasi dengan membuat buku
cerita yang panjaaang, lo! Wah, anak-anak pasti suka!
Saatnya Melangkah Pergi
Setelah terima uang jajan dari panitia (yang ini nggak usah diceritain, ya, hihi…), saatnya melangkah
pergi meninggalkan Jakarta. Terima kasih untuk semua panitia yang sudah bekerja
keras mendampingi dan mengurusi kami selama acara berlangsung. Terima kasih
kepada para mentor dan dewan juri yang sudah memilih dan memperkaya kami dan
naskah kami. Terima kasih untuk teman-teman yang selalu kompak, ceria, dan
menghidupkan suasana. Terima kasih, Jakarta, aku boleh menjengukmu. Sampai
ketemu lagi, yaaa!
Sampai Jumpa! |
Kenangan yang indah ya mbak. Meski rindu tetap berusaha menahan diri supaya nggak peluk dan cipika cipiki. Aneh hehehe. Tapi demi kesehatan seluruh masyarakat harus bisa menahan diri. Sukses untuk bukunya mbak.
BalasHapusIya, Mbak, tiap GLN punya cerita dan kenangan indahnya sendiri. Susah ternyata, mengenali orang hanya lewat mata dan postur tubuhnya, haha.... Makasih, udah mampir, Mbak. Sukses untuk buku Mbak Utari juga ^^
HapusMirip dengan RTR skrg GLN nya ya mbak. Senangnya baca tulisan penuh optimis dan mencerahkan gini. Makasih sharingnya mbak Vero. Semoga sehat selalum semoga ada masanya saya diberi rezeki ikutan GLN kelak. Amiiin
BalasHapusIya, Mbak, konsepnya jadi model RtR. Tapi belum ada workshop khusus ilustrator. Kalau saya lihat dari hasil presentasi teman-teman kemarin, calon buku-bukunya jadi lebih kaya, menarik, dan tidak kaku.
HapusMakasih, Mbak Dian, sudah mampir. Semoga suatu saat bisa ikut GLN juga, yaaa.... 😇
Untuk saya yang batu mulai masuk dunia menulis tulisan ini membuat semangat, walau masih harus merangkak untuk bisa memahami dan ikut didalamnya.
BalasHapusMerangkak... berjalan... tahu-tahu udah lari cepat menyusul yang lain 😊
HapusSemangat, Mbak! Kita belajar bareng-bareng 👍👍
keren banget materi dan acaranya mba, apalagi ini yg ngadain kemendikbudnya langsung ya. sukses selalu mba
BalasHapusIya, Mbak, ini salah satu acara tahunan Badan Bahasa-Kemdikbud. Serunya, kita dikasih workshop dan dibimbing para mentor sampai buku kita selesai. Makasih, sudah mampir. Sukses buat Mbak Adina juga 👍😊
HapusSaya selalu suka dengar (atau kali ini baca) pengalaman macam ini. 2 teman saya juga ikutan GLN, tapi satu lagi ngga masuk. satu lagi katanya kenal juga sama mba vero hihihi.. dan ya ampun saya nambah seneng lagi pas baca ada nama stella ernest, itu juga salah satu ilustrator favorite saya, berawal dari liat karyanya di kumpulan buku dongeng terbitan kanisius. Sukses terus untuk mba berdua
BalasHapusMakasih, Mbak Elin. Gambar Stella Ernes emang baguuus, ya. Beruntung banget, saya bisa kerjasama bareng Ernes. Oiya, salam buat temennya, Mbak 😁
HapusMenarik sekali mbak Veronica bisa mengikuti acara para penulis-penulis dan ilustrasinya. Keren banget bisa belajar banyak tentang literasi buku-buku anak-anak Indonesia. Semangat terus mbak!
BalasHapusMakasih, Mbak Aqma. Iya, Mbak, seneng banget bisa belajar tentang literasi anak langsung dari ahlinya. Ternyata, untuk menulis cerita anak yang kelihatannya "sederhana", banyak hal yang harus dipelajari.
HapusSeru banget mbak, pengen deh ikut2 acara kayak gitu.
BalasHapusBener sih ya, kunci jadi penulis tuh konsisten menulis, dan rajin baca juga. Pasti dua hal itu yg sering disebutkan setiap ikut webinar kepenulisan..
Iya, betul, intinya harus mau baca dan nulis 😊 Ayo, Mbak, ikuuut! Acara ini diadakan tiap tahun. Kalaupun nggak ikut yang GLN, sering ada juga workshop lain tentang cerita anak.
HapusSeru banget seminarnya, pasti banyak sekali manfaat dari saling sharing sesama penulis. Semoga selalu sehat dan bisa terus berkarya ya mba
BalasHapusAmin. Makasih, Mbak Rahma. Acara begini efektif banget untuk menyegarkan pikiran dan menambah semangat. Sehat & sukses buat Mbak Rahma juga, yaaa...
Hapuswords are powerful ya mba, apa yang kita tulis bisa mengubah nasib kita. dan setuju banget kalo penulis kudu suka baca biar tulisannya enak dibaca dan juga "berisi"
BalasHapusIya, Mbak, betul. Bahkan, nggak cuma nasib kita, nasib orang pun bisa berubah karena kata-kata yang kita tulis. Bisa berubah jadi baik ataupun buruk. Makanya, harus hati-hati saat menulis, apalagi menulis untuk anak. Setiap kata harus dipikirkan sungguh-sungguh 😊
HapusWah selamat Mbak, aku juga pernah ikut acara dari Badan Bahasa dan memang worth ti banget. Banyak ilmu, banyak teman yang qt dapatkan.
BalasHapusMakasih, Mbak. Iya, seru, ya... Jadi pengen ikut lagi dan ikut lagi 😁
Hapussampai hari ini, bisa ikut acara GLN masih jadi angan yang jauh buat aku, mbak. tapi memang enggak boleh patah semangat, mesti belajar lagi dan belajar lagi, semoga bisa dapat kesempatan ikut kegiatan ini tahun depan. terima kasih sharingnya, bikin makin semangat
BalasHapusAmin. Sama-sama, Mbak Bening. Ayo, Mbak, coba ikut tahun depan. Biasanya tiap tahun genre dan temanya beda-beda. Tapi, sama-sama seru.
HapusWah mba seru banget kegiatannya ya.. itu yang pemateri di hari kedua benar-benar kegiatan bergizi. Sukses terus dan selamat mba!
BalasHapusAmin. Makasih, Mbak. Betul, banyak ilmu dan pengalaman dari para pemateri. Sukses buat Mbak Listiorini juga, yaaa....
HapusKeren banget mbak Ve... Selamat ya menjadi orang yang terpilih. Sebenarnya apa tips tips untuk menulis cerita anak?
BalasHapusKalo saya lihat fotonya, kebanyakan pesertanya wanita ya. Kenapa nih? Apa sebagian besar ibu-ibu yang suka mendongeng untuk anak2 nya?
Semngat terus mbak Ve. Segera kelar bukunya. Ditunggu karya2nya.
Makasih, Mbak Lies. Kalau saya, tips menulis cerita anak, banyak baca dan bergaul dengan anak-anak, Mbak, biar tahu selera dan tingkat perkembangan mereka. Terus, kalau udah tahu apa yang mau ditulis, coba diobrolkan dulu sama pembaca sasaran.
HapusIya, untuk penulis, memang sebagian besar wanita. Mungkin karena wanita lebih tekun dan lebih peduli pada anak, ya, hehe. Tapi, kalau ilustratornya, banyak yang cowok tuh. Semangat dan sukses buat Mbak Lies juga, yaaa...
Wah, keren. Aku juga mau dapat kesempatan seperti Mbak Vero. Harus banyak belajar, nih. Sekali lagi selamat dan sukses, ya, Mbak.
BalasHapusAmin. Makasih, Mbak. Ayo, Mbak, tahun depan coba ikut. Sukses untuk Mbak Hayatilah juga, yaaa...
HapusIhhhh mbaa kerennn aku bacanya excitedd acaranya pasti seruu banget. Semoga suatu saat aku jga bisa ikut acara kayak itu ya
BalasHapusMakasih, Mbak. Iya, seru acaranya. Ayo, tahun depan ikut, yaaa.
HapusSukses buat Mbak Roswita 😇
Liat statusbtemen2 penulis yg ikutan GLN tuh antara ikutan seneng tapi ngiri berat karena kebayang betapa ilmu yg didapat di sana tuh daging banget pasti. Beruntunglah dikau mbak dan makasih ya udah sharing di sini aku jd bis aikutan belajar nih
BalasHapusMakasih, Mbak Muna. Iya, bersyukur banget saya bisa ikut acara ini. Tapi, sebenarnya, ilmu bisa kita dapat dari mana-mana, Mbak. Jadi, GLN bukan segslanya, hehe... Para mentor ini pun orang-orang humble. Kalau mau tanya-tanya langsung ke mereka, pasti akan dijawab dengan senang hati. Sukses buat Mbak Muna, yaaa....
HapusAkk menyenangkan sekali ya Mbak Vero, aku tuh pengen banget bisa ikutan GLN ini tapi belum rezekinya terpilih semoga lancar proses penulisan bukunya ya Mbak!
BalasHapusSeru, Mbak, bisa reunian, hehe. Yang tahun ini jadi berasa kayak RtR karena beberapa mentornya sama. Ayo, Mbak, ikut lagi tahun depan. Makasih, Mbak Dedew. Sukses juga buat Mbak Dedew dan buku-bukunya 😇
Hapuswah acaranya seru banget, jadi pengen ikut di 2022 ya :D
BalasHapusAyo, Mbak... Semoga bisa ikutan, yaaa...
Hapus