Berdasarkan pengalaman itu, saya pun berusaha menyediakan bahan bacaan untuk anak-anak. Saya beruntung, pernah kerja di Gramedia, sehingga memiliki akses mudah (dan kadang-kadang murah) untuk mendapatkan buku-buku bagus. Dan ternyata, itu sangat berguna di saat pandemi ini. Ketika anak-anak harus di rumah saja, salah satu kegiatan yang bisa mereka lakukan “membongkar” rak buku. Beberapa buku bahkan sampai dibaca berkali-kali. Efeknya? Rak buku jadi berantakan. Tetapi, berantakan karena buku-bukunya banyak dibaca, sih, nggak papa, lah ….
O ya, kalau bahan bacaan di rumah habis, kita juga bisa baca buku-buku bagus di perpustakaan online. Saya dan anak-anak lebih sering mengakses iPusnas, Room to Read, dan Let’s Read. Silakan diatur sendiri penggunaan gawai untuk anak-anak, ya! Gunakan gawai dengan bijaksana.
2. Tumbuhkan Kebiasaan Membaca
Kapan saat terbaik membacakan buku untuk anak-anak? Kalau saya, sejak anak-anak lahir. Banyak orang bahkan melakukannya sejak anak-anak masih dalam kandungan. Memangnya anak-anak ngerti? Di awal-awal, mungkin mereka belum terlalu ngerti. Tapi, kalau saya, sih, salah satu tujuan saya adalah menumbuhkan kebiasaan membaca pada anak-anak. Kalau sejak kecil mereka terbiasa membaca dan dekat dengan buku, maka mereka menganggap kegiatan membaca adalah bagian dari kegiatan sehari-hari. Dan kalau bukunya dibaca berulang-ulang sambil memberikan pemahaman, anak-anak bisa paham, kok.
Awalnya, saya juga hanya menunjukkan gambar-gambar di majalah sambil menjelaskan tentang gambar itu. Kadang, majalahnya dicorat-coret, bahkan dirobek sama anak saya. Makanya, saya carikan majalah bekas dulu untuk perkenalan. Lama-lama, dia bisa mengerti bahwa majalah atau buku itu untuk dibaca, bukan dicorat-coret atau dirobek.
3. Beri Contoh
Saat masih kerja di Gramedia, saya sering pulang membawa koran, majalah, atau buku. Suami saya sering membaca korannya. Saya baca majalah atau buku bersama anak saya. Saya rasa, kegiatan itu termasuk menjadi pencetus kegemaran membaca anak saya. Ketika dia melihat orang-orang di sekelilingnya membaca, dia jadi kepingin melakukannya. Awalnya mungkin sekadar ikut-ikutan. Tetapi, kalau sudah menemukan keseruannya, pasti dia akan menyukai kegiatan membaca.
4. Temani Anak Membaca
Saat anak saya sudah lancar membaca, bahkan sudah baca novel, saya tak selalu menemaninya. Tetapi, saya berusaha untuk tahu apa yang dia baca. Kadang, kami mulai berdiskusi tentang buku yang baru saja dia baca.
5. Beri Tantangan
Untuk mengetahui pemahaman anak-anak tentang buku yang mereka baca, saya sering meminta anak-anak menceritakan kembali apa yang mereka baca. Tentu disesuaikan dengan perkembangan mereka. Misalnya, kalau anak yang masih balita, ya, cukup ditanya tentang siapa tokohnya, mereka sedang apa, apa yang terjadi, dll.
Nah, itu pengalaman saya dan anak-anak. Anak yang berbeda, tentu punya kemampuan, kebiasaan, dan pengalaman berbeda. Cara yang cocok dipakai untuk anak saya, belum tentu cocok jika diterapkan untuk anak lain. Tinggal kita pilih saja, mana yang paling cocok untuk anak kita.
Semoga bermanfaat!
Wah.. Sekar sudah besar ya 😍 kelas 5
BalasHapusIyaaa ... Sementara aku segini-segini aja, hihi ....
Hapussangat implementatif nih tips nya mba. pastinya ortu kudu sabaaaaar extra dah ya mba dalam mendampingi anak urusan membaca, termasuk kita screening bahan bacaan mereka yang bakal makan waktu dan energi lebih. semangat kita ya mbaaaaa
BalasHapusMakasih, Mbak. Iya, memang kudu ekstra sabar... tapi, semoga hasilnya pun memuaskan. Semangaat!
Hapuswah ini tantangan banget buatku mba. mau stock buku tapi raknya penuh, mau baca ebook matanya sakit wahahahha... tapi so far aku lebih dapet feelnya ketika baca buku fisik, sementara anak2 lebih suka ebook
BalasHapusHihi ... Saya juga lebih suka buku fisik, Mbak. Tapi, kalau buku fisiknya udah susah didapat, larinya ke ebook juga. Kalau buat anak-anak, saya masih lebih banyak sodorkan buku fisik. Ebook-nya sekali-sekali aja.
HapusKeren mbak. Suka sekali dengan tulisannya. Memang dari kecil anak2 perlu dibiasakan membaca dan menulis. Mungkin jika masih sangat kecil, mrk mendengarkan nyanyian dan dongeng ya.... wah bisa jadi anak2 hebat ntar.
BalasHapusMakasih, Mbak. Iyaaa, buat anak-anak yang lebih kecil, bisa dimulai dari nyanyian, dongeng, dan dipilihkan buku kain atau boardbook sebagai pengenalan ^^
HapusSinger jaman dulu aku suka sekali dengan buku cerita Lima Sekawan. Koleksi bukunya komplit. Plus trio detektif pun aku sukaa
BalasHapusSeru yaaa .... Tapi, ternyata anakku nggak suka Lima Sekawan. Dia lebih suka yang model Malory Towers. Beda generasi, beda selera ^^
HapusWah, kalau nanti saya punya anak bakal mencoba menerapkan ini mba. Menarik banget jadi anak nggak dipaksakan untuk melakukan sesuatu, tapi "diajak".. ini mengingatkan mama dan papa ku dulu yang juga menerapkan hal2 gini ke saya. Dan bener-bener berguna bangett
BalasHapusBetul, Mbak. Bagi saya juga berguna banget. Dua anak saya bisa membaca sendiri karena mereka terbiasa melihat buku. Jadi penasaran pengen bisa baca, terus belajar baca atas kemauan sendiri. Saya tinggal mendampingi saja.
BalasHapusWah menanamkaj minat baca pada anak sekarang memang cukup PR banget ya mbak, supaya ga melulu main hp biar matanya bisa istirahat dari screen time seharian selama sekolah online ini
BalasHapusIya, Mbak. Makanya, saya berusaha lebih banyak menyediakan buku fisik, meskipun sesekali juga mengajak anak-anak baca ebook. Susahnya, ebook di internet itu bagus-bagus dan lebih murah, hihi...
BalasHapusMengajak anak menyukai buku memang nggak mudah tapi kalau sudah berhasil senang lihatnya ya Mbak..jadi kutu buku yang harus membaca...
BalasHapusIya, Mbak. Kalau anak-anak sudah mulai senang membaca, tinggal kita dampingi biar bacaannya juga sesuai buat mereka...
HapusWah, idenya untuk membuat resensi buku buat si Kakak dan posting di medsos, kereen. Saya selama ini cuma ngajak baca sana nulis cerita saja. Terima kasih, Mbak Vero.
BalasHapusMakasih ^^ Awalnya, sebenarnya dia masih di bawah umur untuk main ig. Tapi, selama pandemi ini banyak temannya yang bikin akun di ig. Kadang tugas sekolah juga ada yang disuruh posting di ig. Akhirnya saya izinkan bikin akun ig, asal di-privat dan ada nilai plus-nya, misalnya posting resensi, biar teman-temannya juga bisa ikut baca ^^
BalasHapusKegemaran anak untuk membaca memang harus didukung ya mbak.. aku setuju banget kalau soal itu hehe, soalnya sewaktu kecil dulu aku suka baca, tapi dirumah jarang ada buku jadinya kesukaanku untuk membaca jadi menurun.. dulu membaca itu diotakku identik dengan belajar pelajaran sekolah haha.. jadi sering mager untuk membaca opps..
BalasHapustapi sekarang sudah bisa beli buku bacaan dan jadi suka membaca lagi hehe
Asyiiik! Mari kita tularkan virus membaca pada orang-orang di sekitar kita ^^
HapusWah makasih tipsnya mba... Emang perlu banget mengenalkan anak pada buku sejak dini
BalasHapusSama-sama, Mbak ^^ Iyaaa, banyak manfaatnya, kok.
Hapusbagian dari tumbuhkan kebiasaan membaca aku selalu bacain dongeng sebelum tidur, biar anakku terbiasa dan kenal dengan banyak2 bacaan. literasi sejak dini nih perlu deh. nuhun sharingnya ya mba
BalasHapusSiiip! Sama-sama, Mbak ^^
Hapusbetul mbaa, kayak ortuku juga gitu nyediain bacaan. sebenernya bacaan buat mereka sendiri sih tapi aku kan juga kepo pengen ikutan bacaa 😂
BalasHapusHihi... Berarti, pas kita jadi ortu, mesti hati-hati menyimpan bacaan yang belum cocok buat anak-anak ya ....
Hapusagak susah aku terapkan di rumah :( mengingat sebagian besar kami sebagai orangtua lebih banyak kerja di rumah menggunakan laptop dan hp, sehingga anak-anak ikut meniru.
BalasHapussebaiknya untuk pemula dianjurkan membaca berapa menit sehari ya? anakku baru membaca 10 menit saja sudah bosan. padahal bukunya menurut saya menarik, full color dan banyak gambar.
Halo, Mbak Brillie, makasih sudah mampir...
HapusTiap anak memang punya karakter berbeda, ya. Kalau aku, berusaha untuk meluangkan waktu aja, misalnya beberapa menit sebelum tidur atau pas santai sore-sore, untuk baca buku. Nggak harus "baca" dalam arti sesungguhnya, bisa aja dengan lihat-lihat gambar. Kalau anak udah bosan, nggak perlu dipaksa. Mungkin dia nggak suka temanya, atau nggak suka tampilannya. Kadang, yang bagus menurut kita, belum tentu bagus juga menurut anak. Banyak juga kok, buku yang bagus menurutku, ternyata anakku nggak suka. Kalau lagi pengenalan, kasih aja yang dia suka dulu. Tapi, tentunya yang memang cocok dan aman untuk anak, ya....
Kalau dia lebih suka pegang gadget, mungkin bisa dikenalkan dengan aplikasi cerita, semacam Let's Read atau literacycloud.org.